Pada dasarnya saya menyukai segala jenis fotografi. Mulai dari macro sampai landscape, dari street photography hingga strobist.
Lalu ketika ditanya, kenapa saya menyukai foto hewan? jawab saya “Gampang. Gak perlu mendirect pose, nggak terlalu tergantung dengan cuaca. Cukup bermodal lensa tele yang notabene bisa sewa, pergi ke kebun binatang setempat, jepret-jepret, jadi deh!”
Semudah itu? Ternyata tidak! Ketika saya tunjukkan hasil foto saya ke seorang fotografer senior, dia berkomentar bahwa foto-foto saya hanya snapshot jalan-jalan ke kebun binatang saja. Kaget? Tersinggung? Tentu saja. Semua aspek-aspek fotografi sudah terpenuhi. Exposure, komposisi, warna, lalu apalagi?
Kritikan seorang teman tadi jadi bahan cambukan untuk saya. Saya jadi rajin membuka-buka buku fotografi di perpustakaan, google sana, google sini, sampai akhirnya saya temukan kekurangan-kekurangan saya.
Bukan hanya sekedar close-up
Memotret hewan memang umumnya diperlukan lensa tele (tele lens), terutama jika anda berada di alam liar. Begitu pula dengan di kebun binatang. Karena jika tidak, point of interest dan detail dari hewan tersebut tentunya tidak akan terlihat jelas. Kecuali jika anda memang niat untuk mengkomposisikan dengan alam naturalnya. Tebing, pohon, matahari tenggelam, bisa menjadi elemen yang menarik disamping hanya sekedar foto hewan ditengah-tengah frame.
Kegunaan tele lens lain yaitu, jika anda berada di kebun binatang, jeruji kandang bisa dibuat out of focus dengan bukaan aperture besar.
Kontak Mata
Tidak ada yang salah dengan fotografi, hanya enak dan tidak enak untuk dilihat. Untuk itu memang ada beberapa pakem yang lazim diikuti untuk memotret hewan; salah satunya yaitu kontak mata. Bersiaplah untuk berlumuran tanah dan mandi debu. Tundukkan diri anda, kalau perlu, tiarap. Samakan eye-level mata sang hewan dengan lensa anda.
Karena mata adalah jendela hati, foto anda akan terasa lebih intim dan hewan obyek anda terasa lebih ekspresif. Seperti halnya dasar memotret manusia, focus point kamera haruslah pada mata obyek. Mata yang mana? Yang terdekat dengan lensa anda. Untuk yang terakhir ini, tidak bisa diganggu gugat.
Setting Kamera
Pada umumnya saya memotret dengan setting Shutter priority (S pada Nikon, Tv pada Canon). Hal ini dikarenakan gerak hewan yang sulit ditebak. Ada kalanya saya ingin mem-freeze orangutan yang melompat dari satu pohon ke pohon lain, atau ada kalanya saya ingin mendapat efek motion blur / panning kuda yang tengah berlari. Jika setting saya di Aperture priority atau Manual, sulit untuk tiap kali mengaturnya. Momennya keburu hilang.
Gunakan High Continuous Mode. Kita tidak akan pernah tau kapan momen terbaik dari hewan in motion akan kita dapatkan. Resikonya memang memory card akan cepat penuh, apalagi jika anda memakai format RAW.
Set focus mode di Continuous Focus. Pada Nikon ditunjukkan dengan AF-C, pada Canon, AI Servo. Continuous Focus berguna untuk membidik fokus obyek yang selalu bergerak.
Hal-Hal Non Teknis
Memotret hewan bukanlah hanya sekedar teknis. Hewan adalah makhluk hidup yang memiliki ekspresi dan keunikan tersendiri. Temukan sifat-sifat alami mereka yang unik. Foto singa mengaum garang, tentu lebih menarik ketimbang yang tengah terkantuk-kantuk dibawah pohon. Anjing yang tengah melompat menangkap frisbee, jauh lebih menarik ketimbang yang tengah melamun di depan kandangnya.
Photography is a waiting game. Adakalanya seorang wildlife photographer harus menunggu berjam-jam atau berhari-hari untuk menunggu momen tertentu.
Tapi ini sekedar rahasia kecil dari saya, jika anda memotret di kebun binatang, umumnya aktivitas tinggi mereka adalah menjelang jadwal makan. Cari tahu jadwal makan mereka. Mereka akan lebih beraktivitas pada saat diberi makan, seperti meloncat kesana kemari, berlarian untuk rebutan makanan dan sebagainya. Datang lebih awal ke area sebelum jam makan tiba, biasanya bakal penuh. Tentukan best spot, pastikan semua setting kamera sudah benar, anda akan mendapatkan lebih dari sekedar animal portrait!
Tips terakhir, jadilah fotografer yang bertanggung jawab. Jangan pernah mengganggu kehidupan liar hewan dan habitat aslinya. Itu yang terpenting. Foto anda tidak akan berarti apapun jika hewan yang anda ambil terganggu apalagi tersiksa (abused). Mulailah belajar dari hewan peliharaan anda sebelum anda terjun ke alam liar.
Akhir kata, Selamat ‘berburu’ hewan!
0 komentar:
Posting Komentar